BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemimpin
dan kepemimpinan merupakan suatu hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan
bermasyarakat, berorganisasi, bekerja, berwirausaha, berkeluarga dan lain-lain.
Kemajuan dan kemunduran suatu organisasi dapat terlihat dalam system
kepemmpinan organisasi tersebut. Islam sebagai rahmatal lil’alamin telah
menggaris bawahkan persoalan tentang kepemimpinan. Umat islam berkiblat pada
kepemimpinan Rosulullah Sollallohu’alaihi wassalam sebagaimana beliau merupakan
panutan seluruh umat islam di dunia.
Dalam
sebuah kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dengan datangnya berbagai
konflik-konflik yang muncul untuk menguji seberapa kuat kepemimpinan itu terlaksana.
Masalah yang terjadi selalu datang dalam lingkup eksternal maupun internal.
Dalam makalah ini saya akan sedikit memaparkan berbagai macam masalah terkait
kepemimpinan dalam islam.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Apa saja persoalan atau masalah yang
sedang dihadapi oleh islam?
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
Diharapkan seluruh mahasiswa untuk
selalu waspada dalam menghadapi berbagai masalah dalam islam dan tidak mudah
terpengaruh oleh munculnya paham atau organisasi baru yang dapat merusak umat
islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LEMAHNYA KEPERCAYAAN
Kebanyakan umat islam zaman sekarang
lebih mengutamakan ilmu-ilmu lain dibandingkan ilmu agama nya sendiri. Mereka
pun mengabaikan ilmu Ulama-ulama terdahulu yang sejatinya mereka adalah penyiar ilmu agama Islam. Manusia akan semakin kuat kepercayaannya ketika sedang diberi cobaan
oleh Allah Subhanahu wata’ala. Ketika manusia sedang diuji oleh Allah SWT, otomatis mereka akan melakukan
hal-hal yang baik dengan niatan bahwa
Allah
akan meringankan cobaan-cobaan nya, seperti dengan sholat, membantu teman,
shodaqoh kepada fakir miskin, berbakti kepada orang tua dan lain sebagainya.
Akan tetapi, setelah cobaan berakhir, manusia akan kembali seperti semula,
yaitu melupakan seluruh pemberian yang telah Allah berikan kepada mereka.
Kemudian, tidak adanya ukhuwah
Islamiyah. Kita menjadi terpecah
belah, kita dipecah belah oleh aliran kepercayaan, aliran-aliran dalam Islam,
organisasi-organisasi dan dipecah oleh partai-partai hingga sampai hari ini
umat Islam menjadi berkeping-keping. Rasulullah SAW mensinyalir yang artinya
“hampir tiba masanya dimana bangsa-bangsa lain itu akan mengeroyok dan menyerbu
umat Islam seperti makanan di atas meja hidangan”.
Lalu
sahabat merasa heran kemudian bertanya kepada Rasul “apakah jumlah kami waktu
itu sedikit, sehingga kami dikeroyok dan diserbu sedemikian rupa seperti
makanan yang mau dihidangkan ? “. Kemudian nabi menjawab “tidak, bahkan jumlah
kamu ketika itu banyak dan mayoritas tetapi jumlah kamu tidak memiliki kwalitas
dan terpecah satu dengan yang lain, akhirnya kondisi semacam ini hanya banyak
tetapi tidak mempunyai kwalitas seperti buih yang ada dilautan”.
Ternyata
penyebab utama kata Rasul adalah “di dalam dada umat Islam itu tertancap
penyakit wahn, sahabat bertanya apa penyakit wahn itu ya Rasul, kemudian di
jawabnya dengan “cinta dunia dan takut mati”.
2.2 MUNCULNY A KEDIKTATORAN
Kediktatoran
yang muncul dalam islam tentu akan menjadi masalah yang hal itu akan melemahkan
islam di dunia. Di era modern ini sungguh banyak organisasi-organisasi islam
yang bukanya saling menguatkan satu dintara yang lainnya justru saling
menjatuhkan. Hal ini disebabkan perbedaan ideologi yang terjadi pada umat
islam. Perbedaan ideologI juga dapat disebabkan oleh bermacam-macam tempat
menuntut ilmu para umat islam sehingga mereka akan menentang susatu ilmu
yang tidak searah dengan pemikiran
mereka. Munculnya terorisme yang mengatasnamakan islam juga dapat membawa citra
buruk agama islam. Sebagai contoh ISIS yang sedang booming akhir-akhir ini. Ada
yang berpebdapat bahwa ISIS merupakan hasl karya dari western yang memang
sengaja dibuat untuk menghancurkan agama islam di dunia ini.
2.3 RIVALITAS YANG TIDAK SEHAT
Organisasi-organisasi
yang muncul di Era sekarang bukannya saling mendukung akan tetapi saling
menjatuhkan dengan yang lainnya. Terdapat faktor yang beragam terkait dengan
kemunculan berbagai aliran dan mazhab dalam Islam. Di antaranya adalah
ketidakpedulian sekelompok umat Islam terhadap wasiat-wasiat dan ucapan
Rasulullah Saw sehubungan dengan masalah khilafah dan keimamahan Ali As,
menyusupnya para pemeluk agama lain di kalangan umat Islam, percampuran dan
pertukaran budaya dengan mereka, adanya jarak masa yang jauh antara umat Islam
dengan ajaran Islam yang orisinil dan pengetahuan Ahlubait As, adanya
pelarangan atas penulisan hadis-hadis Nabi Saw hingga berlangsung satu abad
lamanya, campur tangan tangan-tangan jahil para
khalifah Bani Umayyah dalam membuat hadis-hadis palsu dalam memuji sebagian
sahabat yang munafik, campur tangan para khalifah Bani Umayyah dan Bani
Abbasiyyah dengan menciptakan perselisihan mazhab di antara kaum muslimin
dengan tujuan menangkap ikan di air keruh untuk tujuan agar tetap dapat
mempertahankan kekuasaan mereka, kebodohan umat dan terpengaruhnya mereka
dengan berbagai propaganda busuk.
Di
kalangan khulafa dan para pejabat mereka, terdapat beberapa kelompok yang
mempunyai tujuan yang bermacam-macam. Dengan mengamati kondisi itu kita melihat
bahwa:
1. Sebagian mereka masih tetap menyimpan rasa
dengki yang mendalam terhadap Ali dan Zahra As. Kedengkian mereka itu pun pada
masa hayat Rasulullah Saw pernah mereka tampakkan dalam bentuk yang beragam,
sekalipun nampak lemah. Hal ini sebagaimana disinggung di dalam kitab-kitab
Sunni dan Syi’ah.
2. Sebagian kelompok lainnya dengan sengaja
memilih Islam dengan tujuan untuk memperoleh kedudukan dan kekuasaan. Mereka
ini senantiasa mencari-cari dan menunggu-nunggu kesempatan yang tepat. Sehingga
pada saat rihlah dan wafat Rasulullah Saw, sementara Ali As dan keluarganya
masih sibuk mengurus jenazah beliau, mereka menggunakan kesempatan ini untuk
meraih kursi khilafah.
3. Sebagian lainnya terpaksa masuk Islam
ketika terjadi peristiwa ditaklukkannya kota Makkah (fath Makkah), karena
mereka merasa bahwa nyawanya terancam. Kelompok ini senantiasa berpikir untuk
merubah dan bahkan memusnahkan dasar-dasar Islam. Bani Umayyah adalah dari anak
keturunan kelompok ini.
4. Di antara mereka terdapat sekelompok kaum
munafikin dari bangsa Arab dan Yahudi. Mereka ini juga senantiasa mencari jalan
untuk dapat merubah dan menyelewengkan agama Islam dan menghancurkan kaum
muslimin.
5. Terdapat juga sekelompok ulama Yahudi yang
berhasil mendekati dan memasuki pintu-pintu khalifah Bani Umayyah. Mereka juga
dikenal sebagai muballig, khatib dan muhaddis Islam kemudian turut andil dalam
upaya merusak ajaran Islam yang murni.
6. Yang lainnya adalah orang-orang jahil,
para penasihat dan pemalsu hadis. Mereka ini bahu membahu demi untuk dapat
mencapai tujuan jahat dan mengeruk materi dunia.
7. Para ulama dan ilmuan yang tidak loyal.
Mereka menjadikan Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Saw sebagai modal untuk
mencari kekayaan dan kedudukan, dan mereka mangambil jarak yang jauh dari para
Imam suci Ahlulbait As yang merupakan guru-guru besar mereka dan pembawa
risalah Islam. Mereka sibuk menafisrkan Al-Qur’an, padahal tidak memiliki
pengetahuan yang cukup tentang Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi saw serta tidak
memiliki ilmu-ilmu grammar bahasa Arab yang mendalam. Setiap kelompok mengikuti
pandangan seorang ulama tertentu.
8. Masyarakat awam yang tidak mempunyai
pendirian dan sikap terhadap berbagai peristiwa. Mereka juga jauh dari hidayah
para Imam Ahlulbait As sehingga mempunyai akidah dan keyakinan yang menyimpang,
seperti keyakinan terhadap hidupnya Zaid bin Ali As yang selama beberapa waktu
jasadnya dibiarkan, atau meyakini hidupnya Ismail bin Ja’far As (yang telah
dimakamkan oleh ayahnya sendiri) dan meyakini keimamahannya.
9. Dan terakhir gerakan adidaya dunia dan
Zionis Israel. Untuk tujuan memusnahkan Islam dan menghancurkan kaum muslimin,
mereka menciptakan kelompok-kelompok dan aliran-aliran sesat seperti aliran
Bahaiyah, Wahabiyah, Taliban, dan lain-lain[1].
2.4 FUNDALISME DAN RADIKALISME
Dewasa
ini kita mengenal istilah “fundamentalisme Islam” atau “Islam fundamentalis”.
Istilah ini cukup populer dalam dunia media massa, baik yang berskala nasional
maupun internasional. Istilah “fundamentalisme Islam” atau “Islam
fundamentalis” ini banyak dilontarkan oleh kalangan pers terhadap
gerakan-gerakan kebangkitan Islam kontemporer semacam Hamas, Hizbullah,
Al-Ikhwanul Muslimin, Jemaat Islami, dan Hizbut Tahrir Al-Islamy. Penggunaan
istilah fundamentalisme yang ‘dituduhkan’ oleh media massa terhadap
gerakan-gerakan kebangkitan Islam kontemporer tersebut, disamping bertujuan
memberikan gambaran yang ‘negatif’ terhadap berbagai aktivitas mereka, juga
bertujuan untuk menjatuhkan ‘kredibilitas’ mereka di mata dunia.
Pada
dasarnya, fundamentalisme Islam bergelora melalui penggunaan bendera jihad
untuk memperjuangkan agama. Suatu ideologi yang kerap kali mempunyai fungsi
menggugah militansi dan radikalisasi umat. Selanjutnya, fundamentalisme ini
diwujudkan dalam konteks pemberlakuan syariat Islam yang dianggap sebagai
solusi alternatif terhadap krisis bangsa. Mereka hendak melaksanakan syariat
Islam secara kaffah dengan pendekatan tafsir literal atas al-Quran.
Mereka
akan berusaha sebaik-baiknya dalam menjalankan syariat agama sesuai dengan
ajaran dan tuntunan Rasulullah SAW. Pada dasarnya, ajaran dan tuntunan
Rasulullah adalah sama dari asalnya, namun para pengikut mempunyai pemahaman
yang berbeda sehingga menimbulkan tafsir yang berbeda.
BAB III
KESIMPULAN
Masalah
masalah dalam kepemimpinan islam yang ada saat ini seperti lemahnya
kepercayaan, munculnya kediktatoran, rivalitas yang tidak, fundamentalisme dan
radikalisme. Semua permasalahan tersebut sejatinya adalah suatu cobaan atau
bahkan memang sebuah siklus dimana islam sedang berada pada suatu keadaan yang
buruk dengan perpecahanya sehingga sering kita katakan bahwa umat zaman
sekarang adalah umat akhir zaman untuk itu hal ini merupakan sebuah kejadian
yang memang akan terjadi dimana umat islam terpecah dan akan disatukan oleh
imiam mahdi sesuai dengan kepercayaan dalam islam sendiri. Memang selain karena
hal ini adalah takdir atau siklus, kejadian seperti hal diatas sebenarnya juga
berangkat dari ketidak pahaman seseorang mengena agama dan kegelisahan yang
melanda umat sehingga muncul adanya keinginan memurnikan agama islam berangkat
dari gerakan tersebut muncul gerakan yang radikal sehingga memunculkan sifat
persaingan antara aliran atau antar agama yang tidak sehat kemudian juga
masyarakat awam takut untuk belajar agama islam dikarenanakan takut akan
kesalahan dalam memegang aliran dalam arti lain orang islam pun kepercayaanya mulai lemah kepada agamanya
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar