Kamis, 23 Juli 2015

masalah kepemimpinan dalam islam

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, berorganisasi, bekerja, berwirausaha, berkeluarga dan lain-lain. Kemajuan dan kemunduran suatu organisasi dapat terlihat dalam system kepemmpinan organisasi tersebut. Islam sebagai rahmatal lil’alamin telah menggaris bawahkan persoalan tentang kepemimpinan. Umat islam berkiblat pada kepemimpinan Rosulullah Sollallohu’alaihi wassalam sebagaimana beliau merupakan panutan seluruh umat islam di dunia.
Dalam sebuah kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dengan datangnya berbagai konflik-konflik yang muncul untuk menguji seberapa kuat kepemimpinan itu terlaksana. Masalah yang terjadi selalu datang dalam lingkup eksternal maupun internal. Dalam makalah ini saya akan sedikit memaparkan berbagai macam masalah terkait kepemimpinan dalam islam.

1.2. RUMUSAN MASALAH
            Apa saja persoalan atau masalah yang sedang dihadapi oleh islam?
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
            Diharapkan seluruh mahasiswa untuk selalu waspada dalam menghadapi berbagai masalah dalam islam dan tidak mudah terpengaruh oleh munculnya paham atau organisasi baru yang dapat merusak umat islam.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LEMAHNYA KEPERCAYAAN
            Kebanyakan umat islam zaman sekarang lebih mengutamakan ilmu-ilmu lain dibandingkan ilmu agama nya sendiri. Mereka pun mengabaikan ilmu Ulama-ulama terdahulu yang sejatinya mereka adalah penyiar ilmu agama Islam. Manusia akan semakin kuat  kepercayaannya ketika sedang diberi cobaan oleh Allah Subhanahu wata’ala. Ketika manusia sedang diuji oleh Allah SWT, otomatis mereka akan melakukan hal-hal yang baik dengan niatan bahwa Allah akan meringankan cobaan-cobaan nya, seperti dengan sholat, membantu teman, shodaqoh kepada fakir miskin, berbakti kepada orang tua dan lain sebagainya. Akan tetapi, setelah cobaan berakhir, manusia akan kembali seperti semula, yaitu melupakan seluruh pemberian yang telah Allah berikan kepada mereka.
            Kemudian, tidak adanya ukhuwah Islamiyah. Kita menjadi terpecah belah, kita dipecah belah oleh aliran kepercayaan, aliran-aliran dalam Islam, organisasi-organisasi dan dipecah oleh partai-partai hingga sampai hari ini umat Islam menjadi berkeping-keping. Rasulullah SAW mensinyalir yang artinya “hampir tiba masanya dimana bangsa-bangsa lain itu akan mengeroyok dan menyerbu umat Islam seperti makanan di atas meja hidangan”.
Lalu sahabat merasa heran kemudian bertanya kepada Rasul “apakah jumlah kami waktu itu sedikit, sehingga kami dikeroyok dan diserbu sedemikian rupa seperti makanan yang mau dihidangkan ? “. Kemudian nabi menjawab “tidak, bahkan jumlah kamu ketika itu banyak dan mayoritas tetapi jumlah kamu tidak memiliki kwalitas dan terpecah satu dengan yang lain, akhirnya kondisi semacam ini hanya banyak tetapi tidak mempunyai kwalitas seperti buih yang ada dilautan”.
Ternyata penyebab utama kata Rasul adalah “di dalam dada umat Islam itu tertancap penyakit wahn, sahabat bertanya apa penyakit wahn itu ya Rasul, kemudian di jawabnya dengan “cinta dunia dan takut mati”.
2.2 MUNCULNY A KEDIKTATORAN
Kediktatoran yang muncul dalam islam tentu akan menjadi masalah yang hal itu akan melemahkan islam di dunia. Di era modern ini sungguh banyak organisasi-organisasi islam yang bukanya saling menguatkan satu dintara yang lainnya justru saling menjatuhkan. Hal ini disebabkan perbedaan ideologi yang terjadi pada umat islam. Perbedaan ideologI juga dapat disebabkan oleh bermacam-macam tempat menuntut ilmu para umat islam sehingga mereka akan menentang susatu ilmu yang  tidak searah dengan pemikiran mereka. Munculnya terorisme yang mengatasnamakan islam juga dapat membawa citra buruk agama islam. Sebagai contoh ISIS yang sedang booming akhir-akhir ini. Ada yang berpebdapat bahwa ISIS merupakan hasl karya dari western yang memang sengaja dibuat untuk menghancurkan agama islam di dunia ini.
2.3 RIVALITAS YANG TIDAK SEHAT
Organisasi-organisasi yang muncul di Era sekarang bukannya saling mendukung akan tetapi saling menjatuhkan dengan yang lainnya. Terdapat faktor yang beragam terkait dengan kemunculan berbagai aliran dan mazhab dalam Islam. Di antaranya adalah ketidakpedulian sekelompok umat Islam terhadap wasiat-wasiat dan ucapan Rasulullah Saw sehubungan dengan masalah khilafah dan keimamahan Ali As, menyusupnya para pemeluk agama lain di kalangan umat Islam, percampuran dan pertukaran budaya dengan mereka, adanya jarak masa yang jauh antara umat Islam dengan ajaran Islam yang orisinil dan pengetahuan Ahlubait As, adanya pelarangan atas penulisan hadis-hadis Nabi Saw hingga berlangsung satu abad lamanya, campur tangan tangan-tangan jahil para khalifah Bani Umayyah dalam membuat hadis-hadis palsu dalam memuji sebagian sahabat yang munafik, campur tangan para khalifah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah dengan menciptakan perselisihan mazhab di antara kaum muslimin dengan tujuan menangkap ikan di air keruh untuk tujuan agar tetap dapat mempertahankan kekuasaan mereka, kebodohan umat dan terpengaruhnya mereka dengan berbagai propaganda busuk.
Di kalangan khulafa dan para pejabat mereka, terdapat beberapa kelompok yang mempunyai tujuan yang bermacam-macam. Dengan mengamati kondisi itu kita melihat bahwa:
1.     Sebagian mereka masih tetap menyimpan rasa dengki yang mendalam terhadap Ali dan Zahra As. Kedengkian mereka itu pun pada masa hayat Rasulullah Saw pernah mereka tampakkan dalam bentuk yang beragam, sekalipun nampak lemah. Hal ini sebagaimana disinggung di dalam kitab-kitab Sunni dan Syi’ah.
2.     Sebagian kelompok lainnya dengan sengaja memilih Islam dengan tujuan untuk memperoleh kedudukan dan kekuasaan. Mereka ini senantiasa mencari-cari dan menunggu-nunggu kesempatan yang tepat. Sehingga pada saat rihlah dan wafat Rasulullah Saw, sementara Ali As dan keluarganya masih sibuk mengurus jenazah beliau, mereka menggunakan kesempatan ini untuk meraih kursi khilafah.
3.     Sebagian lainnya terpaksa masuk Islam ketika terjadi peristiwa ditaklukkannya kota Makkah (fath Makkah), karena mereka merasa bahwa nyawanya terancam. Kelompok ini senantiasa berpikir untuk merubah dan bahkan memusnahkan dasar-dasar Islam. Bani Umayyah adalah dari anak keturunan kelompok ini.
4.     Di antara mereka terdapat sekelompok kaum munafikin dari bangsa Arab dan Yahudi. Mereka ini juga senantiasa mencari jalan untuk dapat merubah dan menyelewengkan agama Islam dan menghancurkan kaum muslimin.
5.     Terdapat juga sekelompok ulama Yahudi yang berhasil mendekati dan memasuki pintu-pintu khalifah Bani Umayyah. Mereka juga dikenal sebagai muballig, khatib dan muhaddis Islam kemudian turut andil dalam upaya merusak ajaran Islam yang murni.
6.     Yang lainnya adalah orang-orang jahil, para penasihat dan pemalsu hadis. Mereka ini bahu membahu demi untuk dapat mencapai tujuan jahat dan mengeruk materi dunia.
7.     Para ulama dan ilmuan yang tidak loyal. Mereka menjadikan Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Saw sebagai modal untuk mencari kekayaan dan kedudukan, dan mereka mangambil jarak yang jauh dari para Imam suci Ahlulbait As yang merupakan guru-guru besar mereka dan pembawa risalah Islam. Mereka sibuk menafisrkan Al-Qur’an, padahal tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi saw serta tidak memiliki ilmu-ilmu grammar bahasa Arab yang mendalam. Setiap kelompok mengikuti pandangan seorang ulama tertentu.
8.     Masyarakat awam yang tidak mempunyai pendirian dan sikap terhadap berbagai peristiwa. Mereka juga jauh dari hidayah para Imam Ahlulbait As sehingga mempunyai akidah dan keyakinan yang menyimpang, seperti keyakinan terhadap hidupnya Zaid bin Ali As yang selama beberapa waktu jasadnya dibiarkan, atau meyakini hidupnya Ismail bin Ja’far As (yang telah dimakamkan oleh ayahnya sendiri) dan meyakini keimamahannya.
9.     Dan terakhir gerakan adidaya dunia dan Zionis Israel. Untuk tujuan memusnahkan Islam dan menghancurkan kaum muslimin, mereka menciptakan kelompok-kelompok dan aliran-aliran sesat seperti aliran Bahaiyah, Wahabiyah, Taliban, dan lain-lain[1].
2.4 FUNDALISME DAN RADIKALISME
Dewasa ini kita mengenal istilah “fundamentalisme Islam” atau “Islam fundamentalis”. Istilah ini cukup populer dalam dunia media massa, baik yang berskala nasional maupun internasional. Istilah “fundamentalisme Islam” atau “Islam fundamentalis” ini banyak dilontarkan oleh kalangan pers terhadap gerakan-gerakan kebangkitan Islam kontemporer semacam Hamas, Hizbullah, Al-Ikhwanul Muslimin, Jemaat Islami, dan Hizbut Tahrir Al-Islamy. Penggunaan istilah fundamentalisme yang ‘dituduhkan’ oleh media massa terhadap gerakan-gerakan kebangkitan Islam kontemporer tersebut, disamping bertujuan memberikan gambaran yang ‘negatif’ terhadap berbagai aktivitas mereka, juga bertujuan untuk menjatuhkan ‘kredibilitas’ mereka di mata dunia.
Pada dasarnya, fundamentalisme Islam bergelora melalui penggunaan bendera jihad untuk memperjuangkan agama. Suatu ideologi yang kerap kali mempunyai fungsi menggugah militansi dan radikalisasi umat. Selanjutnya, fundamentalisme ini diwujudkan dalam konteks pemberlakuan syariat Islam yang dianggap sebagai solusi alternatif terhadap krisis bangsa. Mereka hendak melaksanakan syariat Islam secara kaffah dengan pendekatan tafsir literal atas al-Quran.
Mereka akan berusaha sebaik-baiknya dalam menjalankan syariat agama sesuai dengan ajaran dan tuntunan Rasulullah SAW. Pada dasarnya, ajaran dan tuntunan Rasulullah adalah sama dari asalnya, namun para pengikut mempunyai pemahaman yang berbeda sehingga menimbulkan tafsir yang berbeda.

BAB III
KESIMPULAN
            Masalah masalah dalam kepemimpinan islam yang ada saat ini seperti lemahnya kepercayaan, munculnya kediktatoran, rivalitas yang tidak, fundamentalisme dan radikalisme. Semua permasalahan tersebut sejatinya adalah suatu cobaan atau bahkan memang sebuah siklus dimana islam sedang berada pada suatu keadaan yang buruk dengan perpecahanya sehingga sering kita katakan bahwa umat zaman sekarang adalah umat akhir zaman untuk itu hal ini merupakan sebuah kejadian yang memang akan terjadi dimana umat islam terpecah dan akan disatukan oleh imiam mahdi sesuai dengan kepercayaan dalam islam sendiri. Memang selain karena hal ini adalah takdir atau siklus, kejadian seperti hal diatas sebenarnya juga berangkat dari ketidak pahaman seseorang mengena agama dan kegelisahan yang melanda umat sehingga muncul adanya keinginan memurnikan agama islam berangkat dari gerakan tersebut muncul gerakan yang radikal sehingga memunculkan sifat persaingan antara aliran atau antar agama yang tidak sehat kemudian juga masyarakat awam takut untuk belajar agama islam dikarenanakan takut akan kesalahan dalam memegang aliran dalam arti lain orang islam  pun kepercayaanya mulai lemah kepada agamanya sendiri.




[1] http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa2381

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dampak Keputusan ICJ (International Court of Justice) Terhadap Hubungan Indonesia Dan Malaysia

            Keputusan ICJ (International Court of Justice) atas kepemilikan pulau Sipadan dan Ligitan berdampak pada hubungan kedua N...