Anak kecil dalam acara China Got Talent 2011 , namanya Uudamm, dari
wilayah Mongolia. Lagu yang dinyanyikannya itu lagu mengenai ibu (Meng
Zhong De E Ji - Mother in the dream).
dapat di akses di youtube dengan link sebagai berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=tktIRYo4wls
lirik lagu:
sumeih zeregleend gegee anirlaad
susuglehiin erhend eej mini bodogdana
huugee irene geed suugee orgood
huslee chiltel alsiig shirtee dee
zadgai ten gerd uul ni zamharna
zalbirhiin erhend eej mini bodogdana
argaliin tsogond tsaigaa buliyeelj
anis'haa chiltel alsiig shirtee dee
alsad suuga eej mini
amin hairtai shuteen mini bilee
Huhereh uuls'aas ; hoglerj haragdana
Huugiin tani setgil ; gegelzeed baina
Hunii zeregleend ; huu chini yavnaa
Husliig tani nimgeleed yavaad ochina daa
Alsad suuga eej mini ;
amin hairtai shuteen mini bilee -
terjemahan:
In my heart is reappearing the mother in the pray
She offers the milk to the God for me
She also looks at her distant son
My distant place mother, you are the belief which I love
With holy flower dew ~
to make the tea lets you enjoy first
I have found the serene look in her eye
Mama , please come quickly!
Your son awakens from the dream!
I'm riding silver bird in the dream, ~
Flying in the horizon.
Dreamed of you to arrive at ~
The auspicious omen and happiness
..
Mama to wait for me
. Your son is coming
cara baca :
sumighede rigule ndegiga ann narala
tusu khir nee erge eejeunawatogtona
huuga yire nega te sugho oorgo
usule cite lanseg sigtee ree
ang sutoso urgaa ee jii mee
emen naghar te site menye bilee
thag chaga de ingoree de hu lene sang karalaa
chagurte ergaa eejeunawatogtona
arg je to ogotaaa tega buulee
enn sga ci tee lanse sigtee ree
ang sutoso urgaa ee jii mee
emen naghar te site menye bilee
ugu rego hulasaan
ghuler cagha ru tenaa
uu nitee sigtigee egaa twe dwaanaa
uniir te rigutee bucin yaunaa
usgi timitulee yau waa docin gaa
ang sutoso urgaa ee jii mee
emen naghar te site menye bilee
Selasa, 04 Agustus 2015
Kamis, 23 Juli 2015
bentuk kepemimpinan menurut Al-Qur'an
BAB.I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Di
dunia saat ini memiliki sebuah permasalahan yang cukup rumit dan berbahaya,
yaitu berdirinya organisasi pemberontak atau teroris yang bermuara keagama
islam. Para pemberontak maupun teroris itu mengatas namakan agama islam sebagai
dasar dalam perjuangan mereka yang ingin mendirikan negara khalifah yang
menggunakan syariat islam. Pandangan organisasi tersebut dalam mengkaji
kepemimpinan yang sesuai dengan syariat islam mungkin saja benar atau bahkan
salah, untuk itu kita harus mengetahui bentuk pemerintahan seperti apa yang
terkandung dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an tidak menjelaskan bentuk pemerintahan
secara spesifik, hal inilah yang memunculkan perbedaan pendapat dari berbagai
kalangan sehingga menuai masalah dan pro kontra dari paradigma yang muncul.
Paradigma
mengenai bentuk kepemimpinan atau pemerintahan seperti apapun itu tidak dapat
dinyatakan salah maupun benar selama masih memiliki dasar Al-Qur’an ataupun
hadist. Lalu bentuk kepemimpinan seperti apa yang sesuai dengan Al-Qur’an? Atau
bahkan tidak ada bentuk pemerintahan atau kepemimpinan yang sesuai dengan Al-Qur’an?
Menerka secara sembarang tentu tidak bisa kita pastikan kebenaranya namun kalau
diperlukan penafsiran yang mendalam juga tidak pasti kebenaranya karena para
ahli atau alim ulama’pun menemukan khilafiyat dalam menentukan hal tersebut.
Pada intinya kita tidak boleh membenarkan pendapat kita mengenai kepemimpinan
menurut Al-Qur’an tersebut, kita harus menerima kritikan dari para ahli
mengenai paradigm kita. Dalam makalah ini saya akan mencoba menganalisa masalah
kepemimpinan menurut Al-Qur’an untuk menumpahkan segala kerisauan agar menjadi
jelas pandangan saya dan dapat dijadikan pandangan bagi para pembaca.
B. RUMUSAN
MASALAH
Melihat
latar belakang yang saya tulis saya akan mencoba menjawab pertanyaan sebagai
berikut: bagaimana kepemimpinan menurut Al-Qur’an?
BAB.II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
Masalah
pertama yang dihadapi terkait dilema kepemimpinan islam terjadi sesaat setelah
nabi Muhammad wafat yaitu masalah pengangkatan pemimpin yang menuai perdebatan
panjang, jalan yang di tempuhpun melalui jalur musyawarah sesuai dengan
anujuran nabi Muhammad. Calon terkuat berasal dari keluarga ternama dari kaum
anshar dan muhajirn, terjadi berbagai proses perdebatan dan diplomasi sampai
terpilihlah Abu Bakar r.a sebagai khalifah, setelah dibaiat sebagai khalifah
masih saja terjadi masalah yang memakan waktu cukup lama. Disatu sisi Abu Bakar
r.a tidak dapat menghianati amanah atau hasil musyawarah disisi lain beliau
tidak dapat menentang anak nabi Muhammad SAW yaitu aisyah yang tidak setuju
dengan terpilihnya Abu Bakar r.a karena dipandang bahwa Ali bin Abi Thalib
lebih pantas.
Bentuk
pemerintahan Abu Bakar memang tidak sistematis seperti sekarang ini, beliau
melakukan pengangkatan amir diberbagai daerah dan membuat kebijakan kebijakan
yang sesuai dengan syariat tentu dalam masa pemerintahanya ada pejabat penting
seperti sekertaris dan bendahara. Segala kebijakanya menyesuaikan dengan Al-Qur’an
dan hadist. Abu Bakar memandang bahwa caranya terpilih menjadi khalifah dengan
musyawarah menimbulkan banyak konflik sehingga ia menunjuk secara langsung Umar
bin Khatab r.a sebagai khalifah berikutnya, hal inilah yang tidak diakukan oleh
nabi Muhammad SAW meskipun dikatakan nabi Muhammad telah menunjuk Ali bin Abi
thalib sebagai pemimpin berikutnya secara tidak langsung melainkan dengan
hadist yang selalu mengunggulkan sahabat ali tersebut. Terlepas dari hal itu
Abu Bakar tidak membuat suatu kesalahan, kebijakanya dimaksud untuk tidak
menimbulkan masalah seperti saat pengangkatanya.
Dimasa
selanjutnya pemimpin ditujuk oleh pemimpin sebelumnya, Umar menunjuk Utsman
namun dengan adanya insiden pembunuhan utsman yang belum sempat menunjuk
pemimpin selanjutnya dengan terpaksa kaum terkemuka memilih Ali bin Abi Thalib
r.a sebagai pemimpin selanjutnya. Dalam masa kepemimpinan empat khalifah
tersebut selalu melakukan hal yang tidak jauh berbeda dengan kepemimpinan nabi
Muhammad SAW yaitu berjalan tanpa adanya bentuk pemerintahan yang pasti namu
dapat dikatakan sebagai bentuk khalifah yang saat ini ingin didirikan lagi oleh
beberapa organisasi.
Dimasa
kepemimpinan Ali bin Abi Thalib terjadi banyak permaslahan seperti perpecahan,
untuk menyatukan kembali umat islam, khalifah Ali menyerahkan tampuk kepemimpinan
kepada Muawiyah bin Abu Sufyan yang menggunakan sistem kerajaan pada masa
kepemimpinanya sampai pada akhirnya terjadi pemberontakan sehingga diambil alih
oleh bani Abasiyah. Permasalahan yang terjadi saat itu memang menimbulkan
banyak sekali perpecahan dalam umat islam hingga kini banyak sekali sistem
pemerintahan yang dinyatakan sesuai dengan syariat islam, ada yang tetap
menggunakan sistem kerajaan dan adapula yang menggunakan sistem demokrasi.
B. AYAT
AL-QUR’AN MENGENAI PEMERINTAHAN DAN KEPEMIMPINAN
Ketika
membicarakan hal yang berkaitan dengan Al-Qur’an tentu Al-Qur’an lah pedoman
kita, untuk itu akan saya sajikan beberapa ayat yang berhubungan dengan
permasalahan yang sedang dalam bahasan ini, berikut ayat ayat Al-Qur’an dalam
bentuk terjemahanya:
1. Keadilan
(QS.5:8) Berlaku adillah kalian karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.
2. Musyawarah
(QS. 42:38) Sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara mereka.
3. Menegakkan
kebaikan dan mencegah kemungkaran (QS. 3:110) Kamu adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar, dan berimanlah kepada Allah.
4. Perdamaian
dan persaudaraan (QS. 49:10) Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara
karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqkwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat rahmat.
5. Keamanan
(QS. 2:126) Dan ingatlah ketika Ibrahim berdo'a, Ya Tuhanku jadikanlah negeri
ini negeri yang aman sentosa.
6. Persamaan
(QS. 16:97 dan 40:40) Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik (QS. 16:97).
7. Al-qur’an
surat An-nur ayat 55
Allah telah berjanji
pada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bahwa ia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana ia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa.
8. Al-Qur’an
Surat an Nisa ayat 59
Hai orang-orang yang beriman,
ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul-Nya, dan Uli al-Amri diantara kamu.
Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasulnya (al-Sunnah), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu)dan lebih baik akibatnya.
9. Quran
Surat an Nisa ayat 83
Dan apabila
mereka ditimpa suatu hal, keamanan atau ketakutan, mereka siarkan (kepada
musuh). Dan kalau mereka serahkan hal itu kepada Rasul atau kepada Ulil Amri
(yang mempunyai urusan diantara kamu), niscaya orang-orang yang meneliti
diantara mereka mengetahui hal itu.
10. Quran
Surat an Nisa ayat 58
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat
Dari ayat ayat diatas memang saya
sendiri tidak berani untuk menafsirkanya namun kita dapat menyimpulkan bahwa
harus ada suatu bentuk pemerintahan yang mengunggulkan hukum hukum islam sesuai
dengan Al-Qur’an dan hadist. Memang jelas bahwa dalam ayat ayat Al-Qur’an tidak
ada yang menyebutkan bentuk pemerintahan secara pasti dan sistematis.
C. BENTUK
PEMERINTAHAN MENURUT AL-QUR’AN
Meskipun
bentuk pemerintahan tidak pasti disebutkan namun kita dapat memebrikan pendapat
berdasarkan sejarah dan Al-Qur’an itu sendiri. Dari beberapa penjelasan diatas
saya berspekulasi bahwa islam tidak membuat suatu bentuk pemerintahan namun
islam itu sendiri adalam sebuah pemerintahan oleh sebab itu dimasa nabi
Muhammad dan para khalifah tidak membentuk sebuah pemerintahan seperti halnya
demokrasi, kerajaan, dll. Bentuk kekhalifahan itu adalah sebuah pedoman atau pengadil
dari berbagai masalah agar dalam mengkaji hukum islam tidak sembarang menerka, artinya
seorang pemimpin harus faham betul menganai syariat islam yang dimaksud nabi
Muhammad SAW. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa seiring berkembangnya zaman sistem
pemerintahan perlu dibentuk dengan sistem yang baik tanpa merusak kedaulatan negara
maupun agama. Zaman telah berubah yang pada zaman rasul tidak mengenal wilayah
secara pasti dalam artian kedaulatan wilayah merupakan sesuatu yang abstrak
sehingga dalam pemerintahanya cukup dengan berbagai pengaturan yang sederhana
seperti pada zmanya begitu juga kebijakan yang keluar selalu disesuaikan pada
zamanya.
Zaman
sekarang ini sudah mengenal pemerintahan internasional, hubungan antar Negara
menjadi lebih sering dijalankan, paham paham mengenai ideologi bermunculan.
Jika islam berjalan seperti pada masanya khalifah mungkin akan terjadi banyak
kekacauan. Untuk itulah Al-Qur’an tidak menyebut secara pasti sistem
pemerintahan dalam sebuah wilayah.
Pembahasan
ini dapat dikatakan bahwa adanya sebuah kebebasan bagi setiap orang atau
wilayah untuk membentuk sebuah sistem pemerintahan sendiri ataupun mengadopsi sistem
pemerintahan ala kuno maupun barat. Perintah yang tertera dalam Al-Qur’an
adalah untuk menegakan keadilan dan mensejahterakan umat juga perdamaian.
Mengenai masalah yang terjadi pada sistem pemerintahan dari masa ke masa
bukanlah soal kesalahan dalam membuat sistem semata namun bisa jadi merupakan
proses, keharusan untuk menyesuaikan zaman, atau bahkan karena perilaku
masyarakat dan pemimpinya yang tidak menjalankan perintah Allah secara benar
(penyalahgunaan kekuasaan).
Persoalan
pemimpin juga merupakan hal yang selalu didebatkan namun melihat kenyataan
bahwa tidak ada lagi nabi maka pemilihan dengan penunjukan dan musyawarah
adalah hal yang menurut saya paling baik karena hal itu dijalankan oleh sahabat
rasul yang telah dijamin dan diwajibkan untuk ditaati oleh rasulallah.
BAB.III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Kepemimpinan
dan bentuk pemerintahan yang sesuai dengan Al-Qur’an memang tidak dapat
dipastikan sebagaimana telah dijelaskan diatas. Permasalahan ini bukanlah
permasalahan yang sederhana tapi juga tidak harus dipersulit, seperti kata kata
yang sering kita dengar bahwa islam itu mudah tapi bukan dipermudah. Dengan berbagai
penjelasan melalui sejarah, ayat ayat Al-Qur’an dan beberapa analisa yang
tertera diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk pemerintahan tidaklah penting
sesuai atau tidaknya dengan Al-Qur’an. Ini bukan soal tidak mementingkan Al-Qur’an
tapi karena Al-Qur’an itu sendiri tidak menyajikan bentuk pemerintahan yang
pasti.
Bentuk
pemerintahan seperti apapun itu asalkan mendamaikan umat islam tentu akan
sendirinya kesalahan dalam system akan diluruskan oleh Allah SWT. Karena perintah
Allah merujuk kepada pemimpin yang harus berlaku adil, mensejahterakan dan
mendamakan maka segala keadaan sebuah wilayah bukanlah ditentukan oleh system yang
ada melainkan tanggung jawab seorang pemimpin dalam menerapkan syariat islam
juga masyarakat yang patuh dengan pemimpinya.
Bentuk kepemimpinan
menurut Al-Qur’an adalah sebuah kepemimpinan yang dapat membebaskan masyarakat
dalam mengamalkan ajaran islam tanpa batasan dan dapat mengadili konflik sesuai
syariat dan contoh dari rasul maupun sahabatnya. Seorang pemimpin harus
memiliki sifat sifat yang dimiliki seorang nabi, oleh sebab itu memilih atau
menunjuk pemimpin bukan suatu hal yang mudah dilakukan, begitu juga menjadi
pemimpin bukan hal yang mudah. Pada akhirnya bentuk kepemimpinan yang sesuai
dengan Al-Qur’an bukan diukur dari bentuk kepemimpinanya melainkan caranya
memimpin. Perdebatan mengenai bentuk pemerintahan yang sesuai atau tidak dengan
Al-Qur’an adalah hal yang sia sia.
masalah kepemimpinan dalam islam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemimpin
dan kepemimpinan merupakan suatu hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan
bermasyarakat, berorganisasi, bekerja, berwirausaha, berkeluarga dan lain-lain.
Kemajuan dan kemunduran suatu organisasi dapat terlihat dalam system
kepemmpinan organisasi tersebut. Islam sebagai rahmatal lil’alamin telah
menggaris bawahkan persoalan tentang kepemimpinan. Umat islam berkiblat pada
kepemimpinan Rosulullah Sollallohu’alaihi wassalam sebagaimana beliau merupakan
panutan seluruh umat islam di dunia.
Dalam
sebuah kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dengan datangnya berbagai
konflik-konflik yang muncul untuk menguji seberapa kuat kepemimpinan itu terlaksana.
Masalah yang terjadi selalu datang dalam lingkup eksternal maupun internal.
Dalam makalah ini saya akan sedikit memaparkan berbagai macam masalah terkait
kepemimpinan dalam islam.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Apa saja persoalan atau masalah yang
sedang dihadapi oleh islam?
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
Diharapkan seluruh mahasiswa untuk
selalu waspada dalam menghadapi berbagai masalah dalam islam dan tidak mudah
terpengaruh oleh munculnya paham atau organisasi baru yang dapat merusak umat
islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LEMAHNYA KEPERCAYAAN
Kebanyakan umat islam zaman sekarang
lebih mengutamakan ilmu-ilmu lain dibandingkan ilmu agama nya sendiri. Mereka
pun mengabaikan ilmu Ulama-ulama terdahulu yang sejatinya mereka adalah penyiar ilmu agama Islam. Manusia akan semakin kuat kepercayaannya ketika sedang diberi cobaan
oleh Allah Subhanahu wata’ala. Ketika manusia sedang diuji oleh Allah SWT, otomatis mereka akan melakukan
hal-hal yang baik dengan niatan bahwa
Allah
akan meringankan cobaan-cobaan nya, seperti dengan sholat, membantu teman,
shodaqoh kepada fakir miskin, berbakti kepada orang tua dan lain sebagainya.
Akan tetapi, setelah cobaan berakhir, manusia akan kembali seperti semula,
yaitu melupakan seluruh pemberian yang telah Allah berikan kepada mereka.
Kemudian, tidak adanya ukhuwah
Islamiyah. Kita menjadi terpecah
belah, kita dipecah belah oleh aliran kepercayaan, aliran-aliran dalam Islam,
organisasi-organisasi dan dipecah oleh partai-partai hingga sampai hari ini
umat Islam menjadi berkeping-keping. Rasulullah SAW mensinyalir yang artinya
“hampir tiba masanya dimana bangsa-bangsa lain itu akan mengeroyok dan menyerbu
umat Islam seperti makanan di atas meja hidangan”.
Lalu
sahabat merasa heran kemudian bertanya kepada Rasul “apakah jumlah kami waktu
itu sedikit, sehingga kami dikeroyok dan diserbu sedemikian rupa seperti
makanan yang mau dihidangkan ? “. Kemudian nabi menjawab “tidak, bahkan jumlah
kamu ketika itu banyak dan mayoritas tetapi jumlah kamu tidak memiliki kwalitas
dan terpecah satu dengan yang lain, akhirnya kondisi semacam ini hanya banyak
tetapi tidak mempunyai kwalitas seperti buih yang ada dilautan”.
Ternyata
penyebab utama kata Rasul adalah “di dalam dada umat Islam itu tertancap
penyakit wahn, sahabat bertanya apa penyakit wahn itu ya Rasul, kemudian di
jawabnya dengan “cinta dunia dan takut mati”.
2.2 MUNCULNY A KEDIKTATORAN
Kediktatoran
yang muncul dalam islam tentu akan menjadi masalah yang hal itu akan melemahkan
islam di dunia. Di era modern ini sungguh banyak organisasi-organisasi islam
yang bukanya saling menguatkan satu dintara yang lainnya justru saling
menjatuhkan. Hal ini disebabkan perbedaan ideologi yang terjadi pada umat
islam. Perbedaan ideologI juga dapat disebabkan oleh bermacam-macam tempat
menuntut ilmu para umat islam sehingga mereka akan menentang susatu ilmu
yang tidak searah dengan pemikiran
mereka. Munculnya terorisme yang mengatasnamakan islam juga dapat membawa citra
buruk agama islam. Sebagai contoh ISIS yang sedang booming akhir-akhir ini. Ada
yang berpebdapat bahwa ISIS merupakan hasl karya dari western yang memang
sengaja dibuat untuk menghancurkan agama islam di dunia ini.
2.3 RIVALITAS YANG TIDAK SEHAT
Organisasi-organisasi
yang muncul di Era sekarang bukannya saling mendukung akan tetapi saling
menjatuhkan dengan yang lainnya. Terdapat faktor yang beragam terkait dengan
kemunculan berbagai aliran dan mazhab dalam Islam. Di antaranya adalah
ketidakpedulian sekelompok umat Islam terhadap wasiat-wasiat dan ucapan
Rasulullah Saw sehubungan dengan masalah khilafah dan keimamahan Ali As,
menyusupnya para pemeluk agama lain di kalangan umat Islam, percampuran dan
pertukaran budaya dengan mereka, adanya jarak masa yang jauh antara umat Islam
dengan ajaran Islam yang orisinil dan pengetahuan Ahlubait As, adanya
pelarangan atas penulisan hadis-hadis Nabi Saw hingga berlangsung satu abad
lamanya, campur tangan tangan-tangan jahil para
khalifah Bani Umayyah dalam membuat hadis-hadis palsu dalam memuji sebagian
sahabat yang munafik, campur tangan para khalifah Bani Umayyah dan Bani
Abbasiyyah dengan menciptakan perselisihan mazhab di antara kaum muslimin
dengan tujuan menangkap ikan di air keruh untuk tujuan agar tetap dapat
mempertahankan kekuasaan mereka, kebodohan umat dan terpengaruhnya mereka
dengan berbagai propaganda busuk.
Di
kalangan khulafa dan para pejabat mereka, terdapat beberapa kelompok yang
mempunyai tujuan yang bermacam-macam. Dengan mengamati kondisi itu kita melihat
bahwa:
1. Sebagian mereka masih tetap menyimpan rasa
dengki yang mendalam terhadap Ali dan Zahra As. Kedengkian mereka itu pun pada
masa hayat Rasulullah Saw pernah mereka tampakkan dalam bentuk yang beragam,
sekalipun nampak lemah. Hal ini sebagaimana disinggung di dalam kitab-kitab
Sunni dan Syi’ah.
2. Sebagian kelompok lainnya dengan sengaja
memilih Islam dengan tujuan untuk memperoleh kedudukan dan kekuasaan. Mereka
ini senantiasa mencari-cari dan menunggu-nunggu kesempatan yang tepat. Sehingga
pada saat rihlah dan wafat Rasulullah Saw, sementara Ali As dan keluarganya
masih sibuk mengurus jenazah beliau, mereka menggunakan kesempatan ini untuk
meraih kursi khilafah.
3. Sebagian lainnya terpaksa masuk Islam
ketika terjadi peristiwa ditaklukkannya kota Makkah (fath Makkah), karena
mereka merasa bahwa nyawanya terancam. Kelompok ini senantiasa berpikir untuk
merubah dan bahkan memusnahkan dasar-dasar Islam. Bani Umayyah adalah dari anak
keturunan kelompok ini.
4. Di antara mereka terdapat sekelompok kaum
munafikin dari bangsa Arab dan Yahudi. Mereka ini juga senantiasa mencari jalan
untuk dapat merubah dan menyelewengkan agama Islam dan menghancurkan kaum
muslimin.
5. Terdapat juga sekelompok ulama Yahudi yang
berhasil mendekati dan memasuki pintu-pintu khalifah Bani Umayyah. Mereka juga
dikenal sebagai muballig, khatib dan muhaddis Islam kemudian turut andil dalam
upaya merusak ajaran Islam yang murni.
6. Yang lainnya adalah orang-orang jahil,
para penasihat dan pemalsu hadis. Mereka ini bahu membahu demi untuk dapat
mencapai tujuan jahat dan mengeruk materi dunia.
7. Para ulama dan ilmuan yang tidak loyal.
Mereka menjadikan Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Saw sebagai modal untuk
mencari kekayaan dan kedudukan, dan mereka mangambil jarak yang jauh dari para
Imam suci Ahlulbait As yang merupakan guru-guru besar mereka dan pembawa
risalah Islam. Mereka sibuk menafisrkan Al-Qur’an, padahal tidak memiliki
pengetahuan yang cukup tentang Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi saw serta tidak
memiliki ilmu-ilmu grammar bahasa Arab yang mendalam. Setiap kelompok mengikuti
pandangan seorang ulama tertentu.
8. Masyarakat awam yang tidak mempunyai
pendirian dan sikap terhadap berbagai peristiwa. Mereka juga jauh dari hidayah
para Imam Ahlulbait As sehingga mempunyai akidah dan keyakinan yang menyimpang,
seperti keyakinan terhadap hidupnya Zaid bin Ali As yang selama beberapa waktu
jasadnya dibiarkan, atau meyakini hidupnya Ismail bin Ja’far As (yang telah
dimakamkan oleh ayahnya sendiri) dan meyakini keimamahannya.
9. Dan terakhir gerakan adidaya dunia dan
Zionis Israel. Untuk tujuan memusnahkan Islam dan menghancurkan kaum muslimin,
mereka menciptakan kelompok-kelompok dan aliran-aliran sesat seperti aliran
Bahaiyah, Wahabiyah, Taliban, dan lain-lain[1].
2.4 FUNDALISME DAN RADIKALISME
Dewasa
ini kita mengenal istilah “fundamentalisme Islam” atau “Islam fundamentalis”.
Istilah ini cukup populer dalam dunia media massa, baik yang berskala nasional
maupun internasional. Istilah “fundamentalisme Islam” atau “Islam
fundamentalis” ini banyak dilontarkan oleh kalangan pers terhadap
gerakan-gerakan kebangkitan Islam kontemporer semacam Hamas, Hizbullah,
Al-Ikhwanul Muslimin, Jemaat Islami, dan Hizbut Tahrir Al-Islamy. Penggunaan
istilah fundamentalisme yang ‘dituduhkan’ oleh media massa terhadap
gerakan-gerakan kebangkitan Islam kontemporer tersebut, disamping bertujuan
memberikan gambaran yang ‘negatif’ terhadap berbagai aktivitas mereka, juga
bertujuan untuk menjatuhkan ‘kredibilitas’ mereka di mata dunia.
Pada
dasarnya, fundamentalisme Islam bergelora melalui penggunaan bendera jihad
untuk memperjuangkan agama. Suatu ideologi yang kerap kali mempunyai fungsi
menggugah militansi dan radikalisasi umat. Selanjutnya, fundamentalisme ini
diwujudkan dalam konteks pemberlakuan syariat Islam yang dianggap sebagai
solusi alternatif terhadap krisis bangsa. Mereka hendak melaksanakan syariat
Islam secara kaffah dengan pendekatan tafsir literal atas al-Quran.
Mereka
akan berusaha sebaik-baiknya dalam menjalankan syariat agama sesuai dengan
ajaran dan tuntunan Rasulullah SAW. Pada dasarnya, ajaran dan tuntunan
Rasulullah adalah sama dari asalnya, namun para pengikut mempunyai pemahaman
yang berbeda sehingga menimbulkan tafsir yang berbeda.
BAB III
KESIMPULAN
Masalah
masalah dalam kepemimpinan islam yang ada saat ini seperti lemahnya
kepercayaan, munculnya kediktatoran, rivalitas yang tidak, fundamentalisme dan
radikalisme. Semua permasalahan tersebut sejatinya adalah suatu cobaan atau
bahkan memang sebuah siklus dimana islam sedang berada pada suatu keadaan yang
buruk dengan perpecahanya sehingga sering kita katakan bahwa umat zaman
sekarang adalah umat akhir zaman untuk itu hal ini merupakan sebuah kejadian
yang memang akan terjadi dimana umat islam terpecah dan akan disatukan oleh
imiam mahdi sesuai dengan kepercayaan dalam islam sendiri. Memang selain karena
hal ini adalah takdir atau siklus, kejadian seperti hal diatas sebenarnya juga
berangkat dari ketidak pahaman seseorang mengena agama dan kegelisahan yang
melanda umat sehingga muncul adanya keinginan memurnikan agama islam berangkat
dari gerakan tersebut muncul gerakan yang radikal sehingga memunculkan sifat
persaingan antara aliran atau antar agama yang tidak sehat kemudian juga
masyarakat awam takut untuk belajar agama islam dikarenanakan takut akan
kesalahan dalam memegang aliran dalam arti lain orang islam pun kepercayaanya mulai lemah kepada agamanya
sendiri.
Rabu, 08 Juli 2015
biography dan kisah singkat hayam wuruk
biography dan kisah singkat hayam wuruk
Nama
Lengkap : Hayam Wuruk
Tempat Tahun Lahir : Majapahit,1334
Nama Ayah : Sri KertaWardhana (Chakra Dhara)
Nama Ibu : Tribhuwana Tunggadewi
Nama Istri : Sri Sudewi bergelar Padukasori
Kedudukan : Raja keempat Kerajaan Majapahit (1351 – 1389)
Tempat Tahun Lahir : Majapahit,1334
Nama Ayah : Sri KertaWardhana (Chakra Dhara)
Nama Ibu : Tribhuwana Tunggadewi
Nama Istri : Sri Sudewi bergelar Padukasori
Kedudukan : Raja keempat Kerajaan Majapahit (1351 – 1389)
Di
masa pemerintahanya sejak tahun 1351- 1389, selama tiga puluh delapan tahun
itu, Hayam Wuruk telah membawa seluruh rakyat Majapahit, Wilwatikta Agung, ke
puncak kejayaan dan keemasan. Membawa seluruh rakyatnya mengalami kemakmuran,
kesejahteraan dan keadilan. Setiap perayaan agung di pusat kerajaan dimeriahkan
oleh seluruh rakyat tanpa kecuali.[1]
Di usia 16 tahun Hayam Wuruk
telah mampu mengantar kerajaan mencapai puncak kejayaan. Hayam Wuruk memimpin
kerajaan Majapahit hingga mempunyai pengaruh yang cukup besar di Asia terutama
di Asia tenggara.[2]
Hayam
Wuruk merupakan raja yang sangat terkenal di nusantara bahkan pada masa
pemerintahanya dikenal di kancah internasional. Banyak jasa yang telah Hayam Wuruk
torehkan dalam sejarah nusantara dimana masa kejayaanya yang perlu kita
banggakan dan dijadikan motivasi dalam memajukan negara Indonesia saat ini yang telah jauh
terpuruk dibandingkan masa kejayaan Majapahit dibawah pimpinanya. Saya akan
mengulas beberapa kisahnya dalam memerintah kerajaan Majapahit lmulai dari
system pemerintahanya sampai kejayaan kejayaan yang telah dicapai.
A. System
pemerintahan
sistem
pemerintahan dan politik Majapahit sudah teratur dengan baik dan berjalan
lancar. Konsep politik ini menyatu dengan konsep jagat raya, yang melahirkan
pandangan cosmoginos. Pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk Majapahit telah mencapai puncak keemasan dan
kejayaannya. Majapahit juga memiliki susunan birokrasi yang teratur pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk, dan kelihatannya struktur dan birokrasi tersebut
tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya[3].
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan
para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja
biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:
1. Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja
4. Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan
Dari ke empat
pejabat diatas ada satu pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatihatau Patih
Hamangkubhumi dalam Rakryan
Mantri ri Pakira-kiran. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana
menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan
pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan
yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu.
Dalam susunan
birokrasi demikian, semakin dekat hubungan seseorang dengan raja maka akan
semakin tinggi pula kedudukannya dalam birokrasi kerajaan. hubungan negara
dengan desa begitu rapat seperti singa dengan hutan. Jika desa rusak, negara
akan kekurangan bahan makanan “Negara dan desa bersambung rapat seperti singa
dan hutan, Jika desa rusak, negara akan kekurangan bahan makanan, Kalau tidak
ada tentara, negara lain mudah menyerang kita, Karenanya peliharalah keduanya,
itu perintah saya”[4]
Selama masa
pemerintahan Hayam Wuruk (1350 s.d. 1389) ada 12 wilayah di Majapahit, yang
dikelola oleh kerabat dekat raja. Hierarki dalam pengklasifikAsian wilayah di
kerajaan Majapahit dikenal sebagai berikut:
2.
Nagara: diperintah oleh rajya (gubernur), atau natha (tuan), atau bhre (pangeran atau bangsawan)
3.
Watek: dikelola oleh wiyasa,
4.
Kuwu: dikelola oleh lurah,
5.
Wanua: dikelola oleh thani,
6.
Kabuyutan: dusun kecil atau
tempat sakral.[5]
Majapahit pada
pemerintahan Hayam Wuruk mengalami kejayaannya dan semua itu pun tidak luput
dari jasa patihnya yang sangat kuat dan terkenal dengan sumpah Palapa yaitu
patih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit pada saat itu meliputi semua
kepulaun Nusantara termasuk Singapura dan sebagian kepualaun Filipina. Dari
semua itu dapat dilihat betapa besarnya wilayah kekuasaan Majapahit dan sudah
dapat ditebak bahwa kekuatan bala tentaranya sangat kuat. Dan pada masa
pemerintahan ini pun ternyata Semboyan Bhineka tunggal Ika di cetuskan
dalam Kitab Kakawin Sutasoma (yang memuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika tan
Hana Dharma Mangrwa). Dan yang sangat menakjubkan lagi pada saat itu
tatanan pemerintah Majapahit sudah tertata dengan sistem yang rapi. Tidak heran
apabila kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk ini sangat
berjaya. Selain tatanan sistem pemerintahannya yang rapi, Majapahit pada saat
itu sudah mengenal hubungan diplomatik dengan luar negeri, Seperti, Mitreka Satata, yang secara harafiah berarti "mitra dengan tatanan
(aturan) yang sama". Dengan hal ini telah menunjukkan bahwa Hayam Wuruk
sangat pandai dalam mengatur strategi pemerintahannya.[6]
B. Masa kejayaan nasional dan
internasional
Hayam Wuruk sangat memperhatikan
pertanian dan perdagangan kemudian
menjadikan Tuban sebagai salah satu pusat perdagangan Majapahit. Berdasarkan
pada berita Cina bernama Wng Ta-Yuan
yang menggambarkan pulau Jawa yang padat penduduknya, tanahnya subur dan banyak
menghasilkan padi, lada, garam, kain, dan burung kakatua yang semuanya merupakan
barang ekspor. Hayam Wuruk berusaha untuk menyejahterakan rakyatnya dengan
membuat saluran pengairan, pembuatan bendungan, dan pembukaan tanah baru untuk
berladang.
Kehidupan
pada masa Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk aman, damai, dan tenteram. Dalam
kitab negarakartagama disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan
keliling ke daerah daerah terpencil untuk mengetahui kondisi masyarakatnya akan
kemajuan dan kesejahteraan yang ia canangkan, perlindungan terhadap rayat
sangat diperhatikan. Demikian pula terhadap peradilan dilaksanakan secara ketat
tanpa pandang bulu.
Majapahit dimasa pemerintahan Hayam Wuruk
dan patih gajah mada telah diciptakan hokum atau perundang undangan Majapahit.
Kitab dan hokum itu disebut kutaramanawa yang termuat dalam dua piagam yaitu
piagam bendasari dan trowulan. Sebagai contoh dapat dikemukakan
beberapa bab, antara lain sebagai berikut:
Bab I : ketentuan umum mengenai denda.
Bab II : delapan macam pembunuhan (astadusta).
Bab III : perlakukan terhadap rakyat (kawula).
Bab IV : delapan macam pencurian (astacorah).
Bab V : paksaan (sahasa).
Bab VI : Jual beli (adol-atuku).
Bab VII: gadai (sanda).
Bab XI : perkawinan (kawarangan).
Bab XIII : warisan (drewe kaliliran).
Bab XVIII : wanah (bhumi).
Bab XX : fitnah (duwilatek)[7]
Bab II : delapan macam pembunuhan (astadusta).
Bab III : perlakukan terhadap rakyat (kawula).
Bab IV : delapan macam pencurian (astacorah).
Bab V : paksaan (sahasa).
Bab VI : Jual beli (adol-atuku).
Bab VII: gadai (sanda).
Bab XI : perkawinan (kawarangan).
Bab XIII : warisan (drewe kaliliran).
Bab XVIII : wanah (bhumi).
Bab XX : fitnah (duwilatek)[7]
Kerajaan Majapahit dibawah pimpinan Hayam Wuruk bersama
gajah mada sebagai maha patihnya menjadi sejarah nusantara yang sempat berjaya
dimasa lalu. Sumpah palapa yang diucapkan gajah mada dimaksud untuk mengamankan
jalur perdagangan dari maluku sampai selat malaka dan menguasai kerajaan
kerajaan sekitar.selat malakapun menjadi jalur pusat perdagangan di Asia.
Dengan menguasai jalur perdagangan, Majapahit mengalami kemajuan ekonomi yang
pesat dan mencapai kebesaranya. Untuk upaya tersebut Majapahit melakukan
berbagai upaya termasuk perkawinan politik dengan kerajaan malaka.
Kesuksesan Gajah Mada dalam
menaklukan daerah dan mengamankan jalur perdagangan serta prestasi lain tak bisa dilepaskan dari seorang raja
yang memiliki kebesaran hati, Hayam Wuruk. Banyak orang menilai Hayam Wuruk adalah raja
yang lemah, membiarkan Gajah Mada menjadi Matahari di Majapahit. Kebanyakan
Raja tidak menginginkan adanya matahari kembar dalam kepemimpinannya sehingga
tak membiarkan munculnya sosok seperti Gajah Mada. Disitulah letak kepemimpinan yang berbeda dari seorang Hayam Wuruk.
Terlebih lagi
setiap keputusan dari Hayam Wuruk harus mendapat persetujuan dengan gajah mada
begitu juga sebaliknya. [8]
C. Karakteristik
kepemimpinan islam dan Hayam Wuruk
Selama masa kejayaan hayam wuruk memang agama islam belum
masuk namun tipe pemerintahan yang dijalankan hayam wuruk memiliki
karakteristik yang mirip dengan kepemimpinan islam. Hayam Wuruk memiliki
karakter tabligh yaitu komunikatif, dapat terlihat dari caranya memerintah yang
selalu keliling desa untuk melihat keadaan masyarakatnya hal ini pernah
dilakukan oleh nabi SAW dan para sahabat nabi, dalam mencapai sebuah
keputusanpun hayam wuruk sebagai raja tidak serta merta bertitah namun beliau
harus mendiskusikan bersama petinggi dan mendapat persetujuan dari maha patih
gajah mada, artinya praktik musyawarah telah dijalankan dimasa kepemimpinan
hayam wuruk yang belum tersentuh islam, dapat terihat kepemimpinan hayam wuruk
yang tidak diktator meskipun berbentuk monarki.
Dalam undang undang yang dibuat pada masa pemerintahan
Hayam Wuruk juga memiliki sedikit kesamaan dengan islam seperti perpasalan
warisan, perkawinan dan penghukuman. Dapat dilihat Hayam Wuruk memiliki
kecerdasan yang tinggi dalam menjalankan sebuah kerajaan yang sistem serta tipe
kepemimpinanya banyak ditiru oleh pemimpin modern saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hayam
wuruk(paduka bhatara sri rajasanagara),wacana nusantara,
<http://www.wacananusantara.org/hayam-wuruk-sri-rajasanagara-1334-1389/>
masmanda
Reny, gajah mada dan hayam wuruk, salam nusantara, <http://rennymasmada.com/?p=401>
Muljana Slamet. Menuju Puncak Kemegahan (LKIS, 2005)
Pemimpin
bervisi maritim(gajah mada, adipati unus dan habibie), kompasiana,
<http://www.kompasiana.com/syahid_arsjad/pemimpin-bervisi-maritim-gajah-mada-adipati-unus-dan-habibie_55292548f17e61a03f8b45cf>
Poesponegoro
& Notosusanto (1990), hal. 451-456.
Poesponegoro
& Notosusanto (1990)
Ricklefs
(1991), 36-37
Sejarah
kerajaan maja pahit (politik ekonomi dan social budaya dan sumber
sejarah,<http://www.materisma.com/2014/04/sejarah-kerajaan-majapahit-politik.html>
[1]
Reny masmanda, gajah mada dan hayam wuruk, salam nusantara, <http://rennymasmada.com/?p=401>
[2]
Hayam wuruk(paduka bhatara sri rajasanagara),wacana nusantara, <http://www.wacananusantara.org/hayam-wuruk-sri-rajasanagara-1334-1389/>
[4] Slamet Muljana. Menuju Puncak Kemegahan (LKIS,
2005)
[6] Poesponegoro & Notosusanto
(1990)
[7]
Sejarah kerajaan maja pahit (politik ekonomi dan social budaya dan sumber
sejarah,<http://www.materisma.com/2014/04/sejarah-kerajaan-majapahit-politik.html>
[8] Pemimpin bervisi maritim(gajah mada,
adipati unus dan habibie), kompasiana, <http://www.kompasiana.com/syahid_arsjad/pemimpin-bervisi-maritim-gajah-mada-adipati-unus-dan-habibie_55292548f17e61a03f8b45cf>
Langganan:
Postingan (Atom)
Dampak Keputusan ICJ (International Court of Justice) Terhadap Hubungan Indonesia Dan Malaysia
Keputusan ICJ (International Court of Justice) atas kepemilikan pulau Sipadan dan Ligitan berdampak pada hubungan kedua N...
-
Anak kecil dalam acara China Got Talent 2011 , namanya Uudamm, dari wilayah Mongolia. Lagu yang dinyanyikannya itu lagu mengenai ibu (Meng ...
-
biography dan kisah singkat hayam wuruk Nama Lengkap : Hayam Wuruk Tempat Tahun Lahir : Majapahit,1334 Nama Ayah ...
-
Keputusan ICJ (International Court of Justice) atas kepemilikan pulau Sipadan dan Ligitan berdampak pada hubungan kedua N...